Show simple item record

dc.contributor.authorUnais, Nailul
dc.date.accessioned2025-11-26T14:58:31Z
dc.date.available2025-11-26T14:58:31Z
dc.date.issued2024-08-19
dc.identifier.urihttp://repository.ibrahimy.ac.id/handle/123456789/249
dc.description.abstractKata dakwah tidak pernah absen dari kehidupan manusia sebab visi besar dakwah adalah memanusiakan manusia. Sehingga dakwah dikatakan mengajak orang kepada hal yang positif dan mencegah orang dari hal yang negatif. Oleh Syaikh Muhammad Khidr Husain dalam buku al-Dakwah ila-al-Islah beliau menyebutkan bahwa dakwah adalah: upaya untuk memotifasi orang agar berbuat baik untuk mengikuti jalan petunjuk dan melakukan amar ma’ruf nahi mungkar dengan tujuan mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Oleh sebab itu, penting kiranya sedikit apapun kebaikan yang dirasa mungkin manfaatnya diambil banyak orang maka dakwahkan-lah. Kita tau bahwa yang menyampaikan dakwah masyhur di sebut kiai. Kaitannya dengan dunia masyarakat kiai sebagai figur yang sering tampil mendakwahkan amaliyah-amaliyah keislaman. Kiai sering tampil sederhana di muka pulik tidak seperti ustadz atau penceramah-penceramah yang firal di media sosial. Kiai tampil apa adanya dengan serba-serbi mengemansipasi sarana dan prasarana di masyarakat. Kiai secara tanggung jawab keumatan memikul amanah besar di demensi yang berbeda kiai harus datang membimbing masyarakatnya agar tidak dihasud oleh Wahabisme. Kita tau Wahabisme massif di Jember dan hampir menyapuh bersih masyarakat perkotaan seperti Kecamatan Sumbersari, Kaliwates, Ajung, Rambi Puji apalagi Wahabisme tampil cantik di media sosial seperti pendidikan formal Sekolah Tinggi Dirosah Islamiyah Imam Syafi’i (STDI). Menarik diteliti ketika berbicara Kiai Abdul Hamid Hasbullah sosok kiai yang tegas dan keras menolak radikalisme di Jember. Untuk kajian kiai disini peneliti tajamkan kepada kiprah penolakan Kiai Abdul Hamid Hasbullah dalam membentengi warga nahdliyin dari aliran Islam radikal di Jember. Radikalisme di Jember sebenarnya yang paling massif selama beberapa dasawarsa ini adalah faham Salafi-Wahabi di Jember. Sekalipun juga ada faham-faham radikal lainnya seperti Syi’ah, LDII, FPI dan lain-lain. Hingga sekalipun faham ini juga ada di Jember tapi tidak begitu massif seperti massifnya Salafi-Wahabi yang dikenal dengan pendidikan formalnya yaitu STDI. Maka, menarik diteliti mungkinkah Jember sebagai obyek dakwah Wahabisme dan sebagai medan strategi dakwah Salafi-Wahabi.en_US
dc.publisherIbrahimy libraryen_US
dc.subjectDakwah, Kiai, Radikalisme.en_US
dc.titleDakwah Kiai di Tengah Radikalismeen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record